MAHFUDISME - Tiap hari saya hampir selalu wajib kesiangan berangkat ke
tempat kerja, pagi tadi pun sama, saya kesiangan lagi. Jalanan jauh dari
Banjarmasin ke Banjarbaru amat melelahkan. Pagi tadi juga lumayan macet jalanan,
jadi harus sedikit pelan, di sela kepelanan motor saya, eh tahu tahu ada baliho
baru gitu.
Setiap hari saya berangkat kerja, baru pagi tadi saya
melihatnya “berarti ini baliho baru” pikir saya. Yo’ii.. itulah baliho Mas Ian
Kasela, baliho yang ukurannya lumayan besar. Tapi masih kalah besar dengan
baliho Cak Imin kemarin. Lalu kepala saya sedikit terganggu, apa iya Mas Ian
Kasela mau mengadakan konser Band Radja? Bukannya band itu sudah bubar? Atau apa
ini? Lalu sepanjang jalan saya nginget-nginget dan rupanya benar, saya inget
berita soal pencalonan beliau ini. Wowow bukan
sudah punya baliho..
Iandhika Mulya Ramadhan nama lama Mas Ian Kasela yang
merupakan eks Band Radja asal Banjarmasin, tahun 2019 mencari peruntungan di
DPR RI komisi X. Ciyee… Mas Ian, semoga beruntung ya Mas..
Pertarungan perebutan Komisi X DPR RI perwakilan Kalimantan
Selatan memang bukan cuma Mas Ian saja, banyak yang lain yang juga baliruan. Bahkan bukan hanya Mas Ian
Kasela dari PDIP yang nyalonen untuk adu jungkir balik Pemilu tahun 2019
mendatang, ada banyak deretan nama dari PDIP yang juga mau duduk di kursi empuk
itu.
Okelah, Mas Ian nanti kalau menang bakalan duduk di komisi X
DPR RI untuk Kalimantan Selatan. Berdasarkan tugas dan fungsi dari komisi ini,
setidaknya ada tiga,
yaitu, pendidikan, olahraga dan sejarah. Untuk urusan komisi X ini kerjasamanya
dengan Kemendikbud, Kemenpar, Kemenpora, Perpusnas, Kemenristekdekti RI, dan
Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif).
Wah… wah… wah… Banyak juga ya, lalu kita kembali ke Mas Ian
yang bakalan mewakili Kalimantan Selatan di tempat yang terhormat itu. Berkat
kepopulerannya, Mas Ian dipeluk PDPI untuk maju nyalon. Seolah-olah yang
terbayang dalam kepala kita “Kita harus kembali ke kampung halaman, lalu
membangunnya” adalah bahasa yang pas dengan Mas Ian.
Iandhika Mulya Ramadhan, lahir di Banjarmasin 17 September
1976, tahun 2018 ini umur beliau sudah 42 tahun. Setelah lulus SMA, Mas Ian
hijrah ke Jakarta dan hidup senang disana (ya meski pun perjuangan untuk
mencapai ketenaran tidak mudah dan harus berdarah-darah). Nyatanya hidup Mas
Ian lebih banyak di Jakarta. Masa SMA adalah masa dimana kita mulai bisa
mengatur masa depan, dan masa sebelum itu lebih mudah terlupakan.
Secara terbersit, majunya Mas Ian ke kursi DPR RI perwakilan
Kalimantan Selatan untuk mewakili keluh-kesah warga Banua. Hanya saja, benarkah
demikian? Benarkah Mas Ian tahu permasalahan warga Banua? Benarkah Mas Ian tahu
akrobat masalah pendidikan yang terjadi di Banua? Benarkah Mas Ian tahu
bagaimana nasib pilu para olahragawan Banua yang tak kunjung cerah? Benarkah Mas
Ian tahu kalau anak-anak muda Banua sudah tidak begitu peduli lagi dengan yang
namanya sejarah, lebih-lebih sejarah Banua? Itulah sederet pertanyaan yang
musti kita terka, apakah Mas Ian sanggup dengan “embel-embel Kalimantan Selatan”
dan meraup simpati masyarakat Kalimantan Selatan?
Adanya baliho Mas Ian Kasela di sebagai pertanda bahwa inilah
“pembukaan” mengekalkan nama beliau ke warga Banua, ya meski nama beliau sudah
tenar, tapi kan perlu di padatkan lagi sampe publik tahu, ujung-ujungnya dari
baliho itu ya untuk pemilu. Sekali lagi, silamat bertarung ya Mas, semoga
beruntung dan menang.
Penulis: Moh Mahfud
Editor: MAHFUDISME
0 Komentar