MAHFUDISME - Malam tadi, masyarakat Indonesia terpecah
menjadi dua bagian, pertama nonton U-16 Indonesia melawan U-16 Malaysia, dan
kedua nonton Deklarasi Pilres Jokowi-KH. Ma’ruf Amin melawan Prabowo-Sandiaga
Uno.
Masyarakat deket kost-kostan saya teriak
karena gol simata wayang Bagus Kahfi melalui titik finalti menghujam gawang
Malaysia. Seakan warga deket kost ini lupa kalau malam tadi juga ada deklarasi
pilpres tahun mendatang.
Bagi yang jegjegan ngikuti perkembangan Pilpres, maka ia buka chanel berita
untuk tahu siapa calon-calon pilpres mendatang, dan sebagiannya lagi yang
penyuka bola, masabodo dengan pilpres, intinya Indonesia menang melawan kutukan
Malaysia yang seringkali timnas kita kalah.
Semua masyarakat hampir dipastikan cuma
sepintas tahu “Oh calonnya itu,” cukup itu saja, selebihnya balik lagi nonton
Indosiar. Masyarakat sekarang tak terlalu fanatik dengan politik, kecuali
masyarakat Jakardah yang seringkali ngerunyem
karena beda pilihan. Sedangkan masyarakat kayak samping kost-kostanku selow
aja.
Tapi tadi malem ada yang menarik,
khususnya bagi saya pribadi, terkait siapa yang jadi capres Jokowi dan Prabowo.
Dan hampir tebakanku dan kawan sekantor salah, cuma teori kita soal capres
Jokowi sedikit mendekati, dan capres Prabowo salah total. Oke saya gak akan
bahas pilihan Jokowi. Saya hanya terkejut ketika deklarasi Prabowo yang saat
itu beliau bilang “Saya, Prabowo Subianto, diamanahkan Partai Gerindra, PAN dan
PKS dan seluruh rakyat Indonesia, bersama cawapres Sandiaga Salahuddin Uno” bla
bla bla beliau panjang lebar..
Mas Sandi, lelaki ganteng dengan kecamata
item dilantik 16 Oktober 2017 jadi Wakil Gubernur DKI Jakarta dan sekarang jadi
calon wakil presiden. Kita tahu saat Pilgub DKI Jakarta Ahok bonyok dan harus
rela mendekam di Mako Brimob gegara kecoplosan dan dibrondong aksi
besar-besaran hingga elektabilitasnya melorot dan dikepala orang di cap “Penista
Agama”. Dan tentu, dengan memanfaatkan aksi berjilid-jilid itu Anies-Sandi
menjadi pemenangnya (Saya tak akan membahas AHY).
Melalui keberkahan aksi 212, Mas Sandi
secara resmi menjadi orang nomor dua di Ibu Kota. Nah, namanya juga manusia, Mas Sandi (barangkali) yang hanya mentok
menjadi orang nomor 2 setelah Kang Anies, mau tidak mau ia punya harapan lebih
biar bisa diatas level Mas Anies, caranya ya berlabuh di bursa Pilpres
mendatang. Sekali pun dari kemarin Sidin
ini sama sekali tidak direkomendasikan dari hasil paripurna Ijtima’ Ulama
penyelamat bangsa itu, toh Mas Sandi lah yang jadi Cawapresnya. Bukan Ustadz
Somat, bukan Habib Salim, bukan pula Mas AHY yang sekarang entah kemana itu.
Ya begitu, kita akan membaca kampaye apa
kedepan yang bakalan diusung kedua calon ini, tadi malem Mas sekaligus Gus Romy
bilang koalisi Jokowi-KH. Ma’ruf Amin menyebutkan “Koalisi Umara-Ulama” lalu
ramailah di group soal itu dan foto-foto keduanya berseleweran.
Sementara duet Prabowo-Sandiaga Uno belum
tahum, Cuma kalau dilihat dari latar belakang keduanya kita bisa bikin “Koalisi
Jenderal Pengusaha” ya begitulah, kita tunggu saja jargon mereka.
Menariknya, tadi saya streming TVOne di
YouTube dan lihati komentar-komentarnya, karena koalisi patahana mengusung “Nasionalis-agamis”
maka, komentar ini mengusulkan Prabowo-Sandi “Nasionalis-agamis” juga. Banyak
yang nanya kok bisa? Ada yang jawab bahwa ternyata usut punya usut Mas Sandi
ini dulunya santri. Yup betul, mereka
memplesetkan menjadi Santriaga Salahudin Uno, pemimpin jaman now sesuai
kebutuhan (mahar).
Penulis: Moh Mahfud
Editor: MAHFUDISME
0 Komentar