KORBAN PHP PILPRES 2019, PKS DAN PAK MAHFUD MD SELUKA-LUKANYA PHP



MAHFUDISME Betapa keselnya ketika deklarasi Jokowi tadi malem, nama Pak Mahfud MD gak disebutin. Kekeselan ini bermula ketika Gus Romy kemarin bilang kalau inesial cawapres Jokowi ‘M’, bukan cuma itu, media turut serta melakukan survey dengan nama Pak Mahfud MD sebagai orang yang paling unggul namanya jadi wakil presiden.

Tapi semuanya sia-sia, harapanku pupus. Tapi ya mau gimana lagi, namanya juga politik. Sedetik bisa mengubah susunan yang dirumuskan puluhan hari. Sibuk koalisi juga mempengaruhi nama sang calon, Pak Mahfud MD memang sudah ada di radar Jokowi, cuma kan koalisinya Jokowi begitu gemuk, ya bisa aja masukan-masukan keluar masuk lewat kursi diskusi mereka. Bagi saya, itu benar-benar menyebalkan.

Lalu kenapa saya termasuk orang yang mengharapkan Pak Mahfud MD jadi wakil presiden? Yang jelas bukan karena kita sama-sama bernama Mahfud, dan juga bukan karena kita berdua asli orang Madura. Bukan itu semua. Saya memilih beliau karena keilmuan beliau, tidak lebih.

Meskipun PB PMII kemarin saya baca menolak, saya yakin itu karena latar belakang Pak Mahfud MD organisasi HMI. Saya tak mempermasalahkan itu, sebab itu sudah biasa. Selanjutnya, saya juga baca analisa para pengamat politik, katanya “bisa saja, yang mengganjal Pak Mahfud jadi wapres itu Cak Imin”. Nah loh…

Lalu ribut-ributlah di media sosial, apakah Pak Mahfud MD ini benar-benar NU (NU tulen) atau hanya numpang ke”NU”annya. Nah semakin seru saja. Tapi dalam pandangan saya, Pak Mahfud MD adalah orang NU, ya meskipun beliau tidak secara aktif terlibat di organisasi ke NU-an, setidaknya dari cara beliau berpikir, dia benar-benar NU ketimbang mereka yang ngaku NU tapi nyatanya cuma diorganisasi. Pak Mahfud MD adalah refresentasi NU yang sebenar-benarnya bagi saya, treack record beliau sangat NU tapi nyatanya dia di telikung oleh “orang” NU juga. Itu politik, bung!

Sedemikian riuh berita soal pencalonan Pak Mahfud MD, tadi malem adalah paling naas, nama beliau ternyata gak ada, benar-benar Pak Mahfud MD di PHP. Padahal, menurut beliau “Saya sudah disuruh menyiapkan baju putih dan sampai detil, tapi yang sudahlah, saya logowo” kata beliau, kalau sudah begini kan kasihan. Benar-benar korban PHP Gus Romy, Survey dan kita. Sabar ya Pak!!

Selain Pak Mahfud MD, yang benar-benar kecewa mungkin Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Segala upaya yang di lakukan PKS selama ini sia-sia setelah rekomendasi dua kandidat dari PKS harus hilang dalam sekejab. Ijtima’ Ulama yang dilakukan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama dan merupakan inesiasi dari PKS sendiri hilang entah kemana.

Mas Sandi mungkin tipekal orang yang gak mau ribet dalam segala urusan, asal lobi benar dan tawar sesuai harga barang, urusan bisa selesai dan bahkan bisa mengalahkan hasil paripurna ijtima’ itu sendiri. Tapi meski demikian, PKS yang dulunya ngotot bilang “Kalau wakil presiden dari Pak Prabowo bukan ulama, kami akan carikan lagi ulama” kurang lebih begitu. Tapi sampai tadi malem yang keluar nama Mas Sandi (saya curiga, jangan-jangan yang disebut PKS itu memang ulama, jadi selama ini Mas Sandi pura-pura aja jadi pengusaha, dan sebenarnya Mas Sandi adalah ulama?).

Ya begitulah pergulatan politik kita, seperti apapun hasilnya ya tetep saja PKS harus merelakan posisi Mas Sandi yang sekarang. Padahal dulu pernah mengancam, kalau wakil Pak Prabowo bukan dari kadernya, PKS akan mengusung sendiri. Sekarang ya piye toh?
Jadi begitulah, meskipun Pak Mahfud MD dan PKS dari kemarin-kemarin bergulat luar biasa, toh tadi malem prediksinya ngeluber kemana-mana. Dan bisa dipastikan tahun 2019 mendatang terdapat dua calon. Kita akan menunggu drama-drama apa saja yang bakalan mengantar kita hingga dalam boks pemilihan. Santai ai lagi..

Penulis: Moh Mahfud
Editor: MAHFUDISME

Posting Komentar

0 Komentar