PATUNG BAKANTAN SELAIN MENYALAHI KAPRAH ALAM, TERNYATA MINIM IDE




MAHFUDISME Bagi orang Banjarmasin atau wisatawan yang pernah ke Banjarmasin, rasanya mustahil bila tidak tahu dengan Patung Bakantan yang ada di pinggir Sungai Martapura itu. Patung yang konon menjadi ikon Kota Banjarmasin itu menghabiskan dana Rp 2,6 miliar dengan memancurkan air cukup deras dari dalam mulutnya.

Siring yang dulunya kumuh dengan sekajab jadi tempat rekreasi, mulai dari emak-emak, amang-amang, hingga dedek-dedek seleweran ketika malam mingguan di sekitar patung tersebut. Meski pun awalnya anggaran bikin patung tersebut tidak disetujui dewan toh akhirnya bisa dibikin juga.

Sekalipun begitu, adanya patung tersebut menuai huru-hara komentar dari banyak kalangan, terutama seniman Banua. Maka dari itu, Mahfudisme Institute (MI) beberapa kali turun lapangan dan mengumpulkan data mengenai keganjilan dari Patung Bakantan tersebut.

Hasilnya bikin geleng-geleng, mulai dari desain hingga makna dari patung itu sendiri. Berikut hasil temuan kami;

       1.     Mirip Merlion Park Singapura
Pasti ini udah pada tahu, bahwa Patung Bakantan yang menghadap ke sungai itu kurang lebih mirip patung singa yang ada di Singapura. Bedanya di Singapur Singa dan Banjarmasin Bakantan. Dan yang paling mirip, keduanya sama-sama mengeluarkan air dari dalam mulut. Subahanaallah, kok bisa sama gitu ya?

       2.     Patung Bakantan yang Kesepian
Awalnya, banyak yang mengapresiasi adanya Patung Bakantan tersebut. Namun lama kelamaan orang banyak yang nanya gini “Sejak kapan Bakantan suka menyendiri?” Kita semua tahu bahwa 

Bakantan yang hidup di hutan itu suka gerombolan, makanan juga gerombolan.
Tapi, barangkali inilah yang menjadi pertanyaan kebanyakan seniman. Kenapa cuma satu yang di bangun? Desain patung itu di kerjakan oleh Disparpora Kota Banjarmasin. Desainnya bagus, hanya saja seni yang terkandung di dalamnya sangat sedikit. Harusnya, “Minimal harus di bangun 15 patung Bakantan” Kata Ali Syamsudin Arsy pada Gubernur Kalsel saat acara bulan Ramadhan kemarin.

Masuk akal, harusnya patung tersebut ditambah lagi. Tapi sayang, kalau di tambah 14 patung lagi berarti nambah beberapa M lagi. haduh… Jangan bingung.

       3.     Kekeliruan Ide
Selain mirip patung Merlion, rasanya yang benar-benar gagal ide soal Patung Bakantan itu adalah air yang keluar dari mulutnya. Mirip Merlion, dan terkesan jiblak ide. Dan pertanyaan sederhananya adalah sejak kapan Bakantan ngeluarin air dari mulutnya? Kalau liur barangkali benar, cuma ini kan air bro.. Kalau ente nanya “Sejak kapan Singa ngeluarin air dari mulutnya?” itu kan ide yang bikin mereka dan terserah mereka dong.

Ini patung Bakantan malah niru-niru. Seandainya waktu itu saya dimintai ide, saya lebih memilih air itu keluar dari matanya, tidak deras tapi mengalir pelan. Dengan begitu kita bisa kampanye soal tangisan kepunahan Bakatan karena ulah penebang liar. Asyeeekkk…..

      4.     Selain Bakantan yang Perlu Diselamatkan
Kini Bakantan sudah menjadi Ikon Banjarmasin, meskipun kita juga tahu sampai kiamat kita cari bakantan keliaran di Kota Banjarmasin gak bakalan ketemu. Tentu saja kita apreasiasi setinggi tingginya pada pemerintah yang telah bikin patung. Hanya saja, gak ada tuh patung sungai yang bakalan menggambarkan kepada kita bahwa ini tempat julukannya “Kota Seribu Sungai”. Malah yang ada sekarang berganti menjadi “Kota Seribu Ruko”.

Banyak sungai di Banjarmasin yang macet, selain ulah tangan masyarakat yang buang sampah kesungai, harusnya pemerintah lebih fokus ke sungai. Ikon Bakantan sih oke, tapi yang lebih oke adalah ikon sungai. Sehamparan Banjarmasin terdapat ratusan sungai di samping ruas jalan.

Coba deh situ bayangin kalau di Banjarmasin banyak sungai dengan air jernih yang mengalir, selain anak-anak selepas sekolah yang penat pada mandi, tentu Belanda mah kalah. Jangankan di Belanda, sungai Kali Item pasti kalah.

Sudah, itu saja. Jika kalian tak ada kesibukan dan selesai baca ini, jangan lupa ke Siring, foto-foto dengan Patung Bakantan, lalu upload dengan caption “Kapan gua nulis di Mahfudisme?”.



Posting Komentar

0 Komentar