KEZALIMAN-KEZALIMAN MAHASISWA TUA YANG HOBI NGUMPULIN PUNDI-PUNDI SEMESTER


MAHFUDISME Konon, menurut data Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan (BPS), Pengangguran yang ada di Kalsel pertahun 2017 sebanyak 98.956 orang. Kota Banjarmasin menempati puncak klasemen pengangguran dengan jumlah 29.646 orang, sedang Kabupaten Balangan berada diurutan klasemen pengangguran paling buncit, yaitu sebanyak 1.345 orang.

Banyak faktor dalam mengkategorikan pengangguran, mulai dari faktor pendidikan, jumlah lapangan pekerjaan hingga yang paling jlimet karena ngurus SKCK gak kelar-kelar mengakibatkan seseorang batal melamar pekerja. Dari sekian banyaknya faktor-faktor tersebut, yang terus-terusan menjadi sorotan adalah masalah pendidikan.

Menurut terawangan para ahli, akibat dari pendidikan rendah akan menciptakan dunia kerja menjadi sempit, dan akibat dari membludaknya jumlah serjana yang kurang produktif juga mengakibatkan lapangan pekerjaan semakin sempit pula. Salah satu mesin pencetak kaum-kaum intelektual dengan jumlah pengangguran terbanyak bermerek “Kampus”.

Setiap tahun, kampus-kampus dengan promonya yang ugal-ugalan menjejali baliho-baliho strategis yang ada di jalan protokol. Promo dengan iming-iming masa depan yang bercahaya akan mengantarkan kepada siapa saja yang kuliah disana akan menemukan jalan yang amat bahagia dan sentosa pula.

Tak heran, menggelontorkan dana sekian juta untuk pasang baliho bukanlah penghalang, selama banyak dilirik lulusan SMA, maka semakin banyak pula pemasukan yang bakalan diraup mesin tersebut.

Baliho yang semestinya memasarkan pembalut atau cat warna, kini beralih fungsi berwajah manis perempuan-perempuan yang tanpa di bayar demi mengenalkan kampusnya ke publik. Jangan heran, bila antum melihat promo-promo mesin ini semakin menggeliat melebihi promo calon-calon peserta Pemilu nanti.

Lalu seberapa besar peran Mesin ini menciptakan produk-produk berkualitas? Namanya juga Mesin, ia tidak akan tahu sampai ke tangan siapa produknya. Intinya mencetak sedemikian banyak tanpa mikir panjang di kunsumsi apa tidak, dibuang pun tidak masalah.

Dari rangkaian-rangkaian persoalan diataslah, saya menemukan kejanggalan. Ya siapa lagi kalau bukan mahasiswa yang harusnya lulus malah cuma sibuk nulis beginian, yang semestinya kawin malah masih kuliah, yang semestinya kerja malah mondar-mandir ngurus UKT, yang udah semestinya menyekolahkan anak malah sekolah sendiri. Ndasmu!

Saya, dan anda-anda yang sampai sekarang belum lulus-lulus, ternyata lebih zalim ketimbang Mesin diatas, kita ini orang yang sadar atas kezaliman kita sendiri. Dalam bahasa arab, pengertian zalim menyebutkan “Wad’u syaiin fii ghairi mahalli” artinya meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya.

Jika sudah semestinya kita lulus tapi juga belum lulus dan mengakibatkan lulusan SMA yang mau masuk ke kampus kita tidak jadi karena “tidak ada bangku kosong”. Maka nyadarlah kaum-kaum yang belum lulus-lulus, betapa bangsatnya kita, betapa sampahnya kita membikin hati adik-adik SMA itu pilu karena bangku kita harusnya jadi miliki dirinya.

Saya ingin mengajak, dan bahkan menghimbau kepada saya peribadi dan anda-anda semua yang belum lulus-lulus ini, segeralah kita bertobat dengan taubatannazuha (taubat yang murni), caranya, kerjakan tugas akhir, dan kalau bisa pindahlah kost deket rumah dosen pembimbing. Siapa tahu, dengan kita lulus cepat, selain memberikan peluang kepada adik-adik SMA, kita cepat kawin dan cepat mengkuliahkan anak.

“Biar tahu nyerinya bayar UKT anak, biar tahu rasanya anak minta kiriman tapi dompet masih kosong lalu perpaksa pinjem ke tetangga”…. Puas? Ha? Anda yang udah lulus mau ketawa? Tempeleng?


Penulis: Moh Mahfud
Editor: MAHFUDISME

Posting Komentar

0 Komentar