KALI ITEM JAKARTA HARUSNYA BELAJAR MENGELOLA SUNGAI KE BANJARMASIN



 MAHFUDISME Sebagai wilayah nan kaya sungai dengan julukan “kota seribu sungai” pula, harusnya Kali Item Jakarta yang di Pimpin Pak Anies, belajar ke Pak Ibnu Sina, Walikota Banjarmasin.

Berbagai ikhtiar sudah dilakukan Pak Anies, mulai dari masang jilbab raksasa membungkus aurat sungai Item, sampai ngelulurin sungai pakai pewangi biar tak bau ketek. Tapi tetep saja, yang namanya masyarakat bore ngomentarin. Belum lagi Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR malah ngambil langkah dengan ngebantu Kali Item, kan bisa menurunkan pandangan bahwa Pak Anies “belum bisa ngatasi persoalan”. Semakin lengkaplah komentar yang bertubi-tubi itu ke Pak Anies.

Meski demikian, persoalan Kali Item memang bukan hanya terjadi di masa Pak Anies, tapi sebelumnya emang sudah berjalan. Hanya saja, masa kepemimpinan Pak Anies ini berbarengan dengan pergelaran Asian Games, dan parahnya lagi Kali Item deket dengan Wisma yang bakalan menjadi tempat para atlet istirahat.

Coba bayangin, lagi asyik-asyiknya atlet Vietnam mau istirahat tiba-tiba bilang “nhng gì có mùi này” (bau apa ini), sambil pelanga-plongo ke jendala.Dari belakang atlet Jepang nimpalin “anata no tawagoto no hotondo” (palingan kotoranmu). Lalu seluruh atlet yang kebetulan ditempatin di Wisma itu nulis status di Instagramnya masing-masing “kami tidur deket WC”. Wah.. turun derajat Indonesia di mata negara Asia.

Untuk itu, sebelum kemungkinan-kemungkinan itu terjadi, ada baiknya kita nyumbang pendapat ke Pak Anies dengan merekomendasikan beliau datang ke Banjarmasin. Naik pesawat dari Jakarta ke Banjarmasin palingan cuma berapa menit. Setiba di Bandara Syamsudin Noor, Pak Anies bakalan di sambut meriah dan dimintai foto-foto sama warga yang kebetulan ada di Bandara.

Lalu Pak Anies melaju menuju Banjarmasin. Pak Walikota yang sejak tadi, sudah nampak berdiri menunggu, Pak Anies keluar mobil sedan, lalu keduanya jabat tangan sambil menebar senyum, lalu kemudian bincang-bincang kecil di beranda rumah dinas Pak Walikota.

“Pak Ibnu, katanya disini sungainya bagus?” Tanya Anies sambil ngangkat gelasnya bertanda ia akan menyeruput kopi.

“Betul Pak Nis, sungai disini amat indah, lebar, dalam dan tentunya sebening embun” jawab walikota penuh percaya.

“Dimana itu?” Tanya Anies lagi penasaran.

“Itu” Jawab walikota semangat sambil menunjuk ke gambar yang terpasang di dinding.

“Itu kan cuma lukisan Pak, kau ini malah ngelucu” Jawab Anies. Lalu keduanya tertawa sambil terpingkal-pingkal. Selepas ngobrol panjang lebar soal sungai, tiba-tiba Pak Anies duduknya diperbaiki, bertanda kalau ia pegal-pegal. Dengan bergegas, Pak Walikota paham betul.

“Mari kita keliling-keliling sungai, Pak Nis” kata walikota sambil beranjak dari kursinya. Dan keduanya pun naik dalam satu mobil. Untuk percakapan dalam mobil saya tak tahu ya.

Lalu, keduanya sampai di pinggiran Sungai Barito. Saat setelah turun dari mobil berplat merah itu, betapa kagumnya Pak Anies melihat sungai yang membentang di Siring. “Tak bau” pikirnya. Lalu Pak Anies duduk dengan menjulurkan kakinya, sesekali menghirup udara dalam-dalam, lalu menghembuskan keluar pelan-pelan.

“Bagaimana kalau Kali Item pindah kesini dulu Pak. Asian Games kan gak berlansung disini” Kata walikota dari belakang, membuyarkan lamunan Pak Anies.

“Kok air disini keruh, ya Pak?” Ucap Anies tak ngubris tawaran tadi, ia paham kalau Pak Walikota senang bercanda.

“Biasa, habis hujan” jawabnya, “Bila airnya tenang dan cuaca cerah, ikan-ikan di dalamnya sampai terlihat dan orang-orang mudah memancing” tambah Pak Ibnu Sina.

“Wah, wah, wah, keren” Pak Anies tak henti-hentinya kagum. Ia cuma membayangkan jika dirinya bisa mengubah Kali Item mirip Sungai Barito. Ikan-ikan berenang terlihat dan matahari memantul kedalam air. Warnanya pun tak lagi biru, tapi juga hijau, kadang berwarna ping.

Tentu saja, jika bayangan-bayangan itu terwujud di Kali Item, orang-orang yang sok-sokan komentar itu bakalan diam. Anggaran buat beli pewangi apalagi jilbab raksasa dialihkan buat beli lumba-lumba, ikan hiu dan ikan-ikan mungil lainnya.

Sementara para atlet tak bisa tidur bukan karena aroma bau Kali Item, tapi malah seharian tiduran di pinggir sungai “Harusnya namanya bukan Kali Item, tapi Kali cahaya” lamunnya.

“Pak, Pak, Paakk…” Ada suara dari belakang. Saya menoleh, ternyata ada yang ngantar surat minta di disposisikan. Astaghfirullah, begitu lamanya saya ngelamun.


Posting Komentar

0 Komentar