MAHFUDISME - Tahun
2017 lalu, Kementerian Perhubungan dengan Pemprov Kalsel menggelar rapat soal
rencana pembangunan jalur kereta api. Dari Banjarmasin sampai Tabalong (196
kilometer) menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN). Dari hasil pertemuan itu
pula, jalur kereta api ini diimajinasikan selesai tahun 2019 (bentar lagi kan?).
Sekarang bulan Agustus, berarti menuju tahun
imajinasi kereta api Kalsel tinggal 4 bulan lagi. Ditambah pula 4 bulan ini
kita akan masuk kejaman sumpah serapah urusan Pilpres yang otomatis akan
memperlambat imajinasi kereta api Kalsel diselesaikan.
Imajinasi Kalimantan Selatan memiliki kereta api
sampai sekarang tak kelihatan batang relnya, kita hanya melihat desaign yang
diberitakan media dulu, kita berimajinasi dengan adanya kereta api akan
memangkas waktu perjalanan panjang dari Banjarmasin ke Tabalong. Semua hidup
dalam imajinasi.
Kita ngebayangin bepergian saja; kita naik kereta
api dari Banjarmasin sambil menikmati pemandangan sepanjang jalan, melihat
orang-orang penen padi dalam kereta api, melihat tambak ikan dalam kereta api,
melihat bendungan tambang batubara dalam kereta api, disepanjang jalan ada
pengamen menyanyikan lagu ampar-ampar pisang. Hingga akhirnya kita tertidur
pulas dan saat bangun kita sudah sampai di stasiun Kandangan.
Benar-benar nyaman bukan ngebayangin begitu.
Imajinasi pemerintah Kalsel untuk menghadirkan alat transportasi cepat itu patut
kita apresiasi, ya minimal kita bisa berhalusinasi meski dalam taksi colt.
Dengan berimajinasi yang di bangun pemerintah akan merangsang kita untuk
menggunakan kepala kita supaya hidup lebih nyaman, layaknya daerah-derah yang
sudah punya MRT.
Saling tumpah tindihnya kepentingan akan menyumbat
imajinasi kita punya kereta api. Memang, meski sekarang kaum akhi-ukhti banyak
menggunakan alat transportasi pribadi, keinginan masyarakat yang tiap harinya
naik taksi selalu punya harapan untuk naik alat panjang suatu saat. Sudah
saatnya 3.626.616 penduduk kalsel hidup dalam kubangan imajinasi pembangunan.
Iming-iming “akan di bangun ini-itu” haruslah selalu terpatri dalam lubuk hati rakyat Kalsel, sekali pun ujung-ujungnya
itulah yang mereka selalu bahas. Setiap tahun ABPN dan ABPD mereka otak-atik
agar imajinasi rakyat semakin paripurna menatap masa depan. Ya minimal
rakyat-rakyat bawah leluasa berimajinasi dengan janji-janji pemerintah.
Kita lihat saja, akan ada banyak sabda-sabda baru
ketika jelang pemilu. Jangankan kereta api, kalau bisa sabda-sabda imajinasi
mereka akan mengubah jalanan mulai dari jalan perkampungan hingga jalan perkotaan
akan di keramik, akan ada setiap detiknya pembersih jalanan yang siap siaga
mengelap debu, sepanjang jalan akan ditanami pohon-pohon anggur agar bagi
rakyat yang istirahat ketika melakukan perjalanan jauh, bisa santai sambil
makan buah segar. Akan di bangun sekolah-sekolah disetiap RT, akan ada santunan
bagi rakyat yang tiap harinya berpenghasilan Rp. 50.000,-. Adalah sederetan sabda
imajinasi yang bakalan keluar dari mulut-mulut mereka.
Akan ada baiknya kita sebagai rakyat biasa mengikuti
kemauan mereka, jika nantinya mereka terpilih, biarkan saja mereka sibuk rapat
dengan agenda “imajinasi masa depan” mereka. Biar saja mereka bebas
semau-maunya. Selama tidak merampas imajinasi dalam kepala kita, selama imajinasi
kereta api mereka biarkan dalam kepala kita, biar kan saja. Kita bebas naik
kereta api dalam kepala kita sendiri, tanpa ongkos, tanpa perencanaan, tanpa
anggaran dan tentunya tanpa batas-batas kota. Selamat berimajinasi, Bung!
Penulis: Moh Mahfud
Editor: MAHFUDISME
0 Komentar