SURAT TERBUKA UNTUK MAS HERY SASMITA



MAHFUDISME Kombes Ekotrio Budhiniar bulan Juni kemarin nebok 7 kepala anak buahnya pakai helm gara-gara urusan parkir mobil Sang Kepala Pusat Pendidikan Administrasi Lembaga Pendidikan Polri (Kapusdikmin Lemdikpol), Bandung Jawa Barat. Alhasil, pastilah benjol itu kepala.

Siapa coba yang gak nyesek kalau tiba-tiba di lahan yang kita punya tiba-tiba ditanami orang, masak kita mau nanam benih padi cuma dipojokan? Saya kira 7 anak buah itu kelewat kurang di hajar waktu masa pendidikan sampai lupa mana bawahan dan mana atasan.
 
Mereka gak tahu susahnya dapat 4 bunga melati emas yang tiap hari mekar di pundak. Mereka pikir untuk mendapatkan itu cukup salto dua kali? Mikir!

Untuk itulah, saya kira ada kesamaan kasus Mas Eko dengan kasus Mas Her yang baru-baru ini semakin bising. Bedanya, cuma pangkat di pundak. Maka dari itu, jika suatu waktu  Mas Hery lagi santai dipinggiran Siring Ulek Marabahan sambil menikmati senja dan seruput kopi, kiranya membaca tulisan ini dengan bahagia dan nikmat sentosa. Baiklah Mas Her.. baiklah…

Mas Hery…

Begini Mas, semenjak berita pertama muncul soal kasus yang melilit Mas, saya sudah tahu. Lama kelamaan berita itu semakin nyumbul kepermukaan, hingga kini di beranda Facebook saya berita itu berseleweran, mirip anak muda malam mingguan, Mas.

Saya tahu Mas Her sejak saya bekerja di Humas dan Protokol (Humpro) Pemprov Kalsel, bulan Januari lalu tepatnya. Kalaitu, Mas jadi cover Koran Barito. Mas Her kelihatan gagah sambil baca Koran Barito lengkap dengan kaosnya.

Muda, gagah ditambah jadi Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Barito Kuala (Batola), sungguh cita-cita yang bakalan ada di semua benak dada mahasiswa akhir macam saya ini Mas.

Tapi kekaguman saya pada Mas tiba-tiba mengkerut setelah kasus itu muncul. Dan saya punya pertanyaan Mas. Kenapa Mas melakukan itu? Apa Mas memang hobi tinju? Tolong jawab Mas.

Saya punya usulan jika Mas memang suka olahraga itu, bagaimana jika Mas ikut Mixed Martial Arts (MMA). Itu lho Mas yang sering tayang di TV One saat malam. Coba bayangkan Mas ikut MMA, dan Mas bisa mengalahkan lawan cuma dengan beberapa tonjokan kayak ke H Jainuri. Pastilah Mas akan mendapatkan banyak medali, Mas dimintai banyak penggemar hanya sekadar untuk berfoto, dan tentunya Mas bakalan selamat dari gunjingan orang macam sekarang.

Oya Mas, kemarin saya mancing pakai perahu kecil di sungai Barito dengan temen lama. Meski cuma dapat 5 ikan dari habis Dzuhur sampai jam 5, itu tak masalah. Saya dengan Ali, dan Syarif lebih banyak tiduran diatas perahu sambil di goyang-goyang riak kecil, melupakan pancingan dan kami bertiga melupakan remah-remah persoalan daratan. Kami sangat bahagia Mas.

Saya cuma bisa membayangkan diatas perahu ada Mas, memancing, menikmati debur angin lalu kembali ke daratan tanpa suatu keganjilan hidup. Rasanya sulit dibayangkan ya Mas. Bahwa bahagia itu benar-benar sederhana. Tidak melulu duit dan pangkat semata.

Sekarang Mas, yang namanya media social menjadi tempat untuk orang menghujat dan berdoa. Menjadi tumpukan kata yang sebagiannya percuma dan sebagiannya pamer. Di Facebook misalnya, Mas. Orang-orang berbondong-bondong mendoakan Mas karena kasus itu. Ngomong-ngomong Mas, Facebook Mas kenapa di Shut Down? Padahal kemarin masih bisa Mas. Mudahan medsos Mas yang lain gak hilang. Sabar ya Mas.

Sebenarnya ada satu lagi Mas, soal omongan “tajam” dengan nada “arogan” yang ditirukan H Jainuri dari mulut Mas. Itu sangat bagus Mas bila disatupadukan dengan MMA kala Mas mau berlaga. Konon katanya Mas, kata-kata arogan sebelum bertanding akan menambah semangat dan Mas akan beringas ketika menghajar lawan hanya dalam satu kali pukulan dan K.O.

Misalnya begini Mas, ketika Mas dan lawan Mas di panggil wasit ketengah ring, tumpahkan saja sumpah serapah biar lawan Mas ciut “Ikam kada tahukah lawan aku? Ikam kada tahukah lawan aku? Ikam kada tahukah lawan aku?” gitu sampai lawan pusing mikirin mencari-cari tahu sebenarnya Mas itu siapa. Insyaallah lawan Mas tangannya gemeteran. Namanya juga trik kan Mas. Ya itu sah sah saja.

Hanya saja Mas, saya pernah nonton MMA di YouTube. Dia arogan, dan dia joget-joget di tengah ring, padahal pertandingan udah mulai. Usut punya usut ternyata dia memang hebat dan sering menang K.O. Cuma hari itu dia sial, sebelum selesai berjoget, lawan menghantam rahang bawahnya lalu dia roboh seketika dan wasit menghentikan pentandingan. Cuma sekali pukulan Mas!! Masyaallah!!

Dia joget karena meremehkan, tidak menghormati pertandingan lawan, dan dia lupa kalau kemanangan yang ia punya itu hanya sementara. Saya harap Mas tak begitu dan saya yakin memang begitu, eh maksudnya saat itu Mas Her diluar kendali kan.

Mas Her, kiranya itulah usulan saya. Mas jangan panik, apalagi tiba-tiba hilang lalu menghapus semua akun medsos. Itu perbuatan macam kita putus cinta. Dan tentunya itu bukan level Mas yang sekarang sudah mentereng.

Bersabar ya Mas. Kalau Mas di sumpahin orang-orang yang cuma tenaga kontrak dan gak memiliki jabatan sekelas Mas, ya maafin saja. Toh siapa coba di dunia ini yang hidupnya murni tampa kesalahan? Oya Mas, MMA musim depan bakalan ada lagi, Mas mau ikutan?

Post a Comment

0 Comments