BACA QOUTE LEBIH PENTING DARI PADA BACA BUKU, UKHTI!


MAHFUDISME Saya sebagai orang yang hijrah dari pengangguran ke kehidupan yang lebih adem ber-AC, perlu kiranya saya memberikan patuah dan mauidah hasanah ke ukhti-ukhti. Kenapa hanya ke ukhti? Karena saya yakin para lelaki sekarang yang mengalami penurunan produksi dari pada stok ukhti, hidupnya akan biasa saja dan tentu tak perlu dipatuahin apalagi saya elus punghungnya.

Saya pilih ukhti karena saya yakin, kedepan selain banyak gaya, ukhti bakalan dihadapkan dengan yang namanya persaingan banyaknya ustadzah-ustadzah yang bermunculan. Ustadzah tidak harus lulusan pondok, asal dia suka dan banyak baca Qoute insyaallah 4-6 bulan, asal istiqamah, ukhti bakalan jadi ustadzah. Mudah bukan?

Nah, dibawah ini saya akan berikan tips pada ukhti bagaimana pentingnya baca qoute dari pada baca bukunya secara langsung. Qoute sendiri menurut pengertiannya adalah kutipan

Posting Qoute Maka Ukhti Bijak
Pepatah bilang "banyak jalan menuju roma". Artinya, cucilah sempak anda maka anda bisa memakainya langsung atau menyimpannya dalam lemari.

Sebagaimana sekarang, ukhti-ukhti lebih seneng dan gembira ketika selesai posting Qoute Gambar yang isinya patuah bijak, karena dengan begitu, Tambang Batubara tidak akan jadi nambang di Kalsel, dengan memposting qoute bijak narkoba di Kalsel akan menurun, dengan postingan qoute bijak Kalsel tidak akan kehilangan gunung gara-gara kepentingan pembangunan, dan dengan ukhti memposting qoute bijaksana, ukhti dengan mudah mendapat gelar ustadzah. Subhanaallah.

Buat apa membaca buku dari kata pengantar sampai penutup, itu cukup berat. Buat apa baca kitab Bulughulmaram dari muqaddimah sampai daftar isi, itu bikin sakit kepala apalagi kita tidak paham cara bacanya. Toh semuanya akan tergantikam dengan yang namanya qoute. Dengan qoute hadits-hadist segala persoalan dengan mudahnya tercerahkan. Dengan qoute dalam buku Ulmuakarram Ust. Felix Siauw dedek-dedek akan lebih mudah move on setelah putusan.

Dengan qoute bijak pula, kompor di dapur menyala sendiri, kemiskinan hilang sendiri, mahasiswa tidur sendiri, dan tambang hengkan sengan sendirinya. Subhanaallah lagi.

Posting Qoute Maka Ilmu Ukhti Bertambah
Ustadz saya dikampung halaman dulu pernah bilang "Saya mondok 15 tahun, tetep saja tak ada apa-apanya, ilmu saya semakin sedikit saja" kata beliau. Coba anda bayangkan 15 tahun mondok rasanya gimana, mulai dari kitab Jurmiah hingga perut keroncongan akibat kiriman telat mungkin beliau rasakan. 

Tapi itu 'kan dulu, beda dong cara menuntut ilmu dengan sekarang, tak perlu repot-repot nenteng buku, apalagi sekadar membaca hingga tuntas, sungguh membosankan dan pengen cepet-cepet tidur saja. Cukup dengan qoute limabaris yang sreg-sreg dalam hati, ilmu ukhti bakalan nambah, ngapain sibuk-sibuk mondok dan ngaji kitab coba. Payah!

Dengan postingan qoute yang bercahaya itu, ukhti dengan mudahnya akan mendapatkan segala ilmu yang turun dari langit ketujuh, memancarkan hati ukhti dan membuat hidup ukhti semakin penuh hidayah tak terbatas. Secara otomatis segala ilmu ukhti bakalan bertambah dan bermanfaat bagi segala ummat. Subhanaallah lagi-lagi.

Posting Qoute Maka Itu Sebagai Dakwah Ukhti 
Saya sedikit bingung, ketika saya nonton pertandingan antara Madura United vs Bali United kemarin dan Madura United kalah. Dalam hati saya punya pirasat, bahwa kekalahan Madura United karena tidak seratus persen pemain lokal. Saya coba lagi membayangkan yang main di Madura United semuanya murni orang Madura. Memakai sarung, kopiah hitam, baju hem dan tentu dengan sandal nippon. "Pasti Madura menang" pikirku.

"Bukannya pakaian yang demikian untuk berdakwah, ka?" Kata sepupuku, Alfin Badali. Saya cuma negangguk tanda paham. Sekali lagi pikiranku terlempar kepepatah diatas tadi "Banyak jalan menuju roma" aliyas banyak pula cara orang berdakwah dimasa sekarang. Termasuk qoute.

Sering mengiang-ngiang ditelinga saya "Ini termasuk dakwah saya". Memposting qoute  dengan mengutip kalimat-kalimat Kang Mario Teguh adalah bernilai dakwah. Memancarkan semangat hidup anda tentunya.

Banyaknya orang berdakwah sekarang bisa dipoles karena pengikutnya di Instagram bejibun, postingannya di share puluhan ribu, qoute ukhti di like belasan juta. Sungguh disaat seperti itu, ukhti sudah selayaknya diangkat derajatnya jadi Ustadzah, berdakwahlah untuk mencerahkan dedek-dedek yang masih buram mata batinnya.

Posting Qoute dan Larangan Baca Buku
Setelah semua keilmuan bisa diserap hanya dengan sebuat qoute, maka sudah selayaknya buku dan kitab biarkan saja jadi sarang laba-laba diperpustakaan. Rendahnya minat baca dikampusku tercinta tak menjadi persoalan asal jumlah pengguna cadar meningkat, keringnya pengunjung perpustakaan tak jadi masalah asal dedek-dedek suka berkaian seksi bila tiba ngampus. Toh semuanya bisa diatasi dengan hanya sebaris qoute. Subhanaallah lagi-lagi dan lagi.

Sudah saatnya buku kita tinggalkan, sudah waktunya mencari penyelesaian fiqih bukan di dalam kitab kuning, tapi dengan qoute jangankan persoalan fiqih, persoalan pertambanganpun akan mudah diatasi. Bravo Ukhti!

Post a Comment

0 Comments