METODE BUNUH DIRI UNTUK PARA JOMBLO

Sebaik-baiknya orang adalah mereka yang sendirian, tanpa pasangan, tanpa kekasih, dan tanpa orang-orang yang peduli lagi pada anda. Akan tetapi, anda (yang masih membujang) mungkin berpikir bahwa mempunyai seorang kekasih hidup anda akan berbunga, hari-hari anda akan cerah, waktu-waktu anda akan manis, bulan ke bulan akan menjadi kenangan yang menggembirakan. Itu sedikit keliru, dan perlu saya luruskan demi masa depan anda.

Sebagai orang yang mengharapkan pahala cuma-cuma, saya rela sepanjang malam duduk merenung memikirkan antum, memikirkan masa depan antum agar hidupnya tertata dan tak salah memilih jalan. Sebab, jalan yang sebenarnya berpasangan adalah penuh kerumitan, kedongkolan, pesakitan, mual-mual, jijik, geli, dan ngeri, sedangkan kebahagiaan yang pernah antum cita-citakan sepertinya tak akan tampak bila antum sudah menjalani, ada sih, cuma hanya beberapa bulan saja yang bahagia, sisanya bisa bikin kita meriang gak jelas.

Anggapan orang jomblo ketika duduk sendirian memikirkan nasibnya kedepan adalah "jika saya punya pacar" adalah anggapan yang perlu segera saya selamatkan. Sekali pun saya bukan orang yang menyatakan diri hijrah, setidaknya saya memberikan pencerahan-pencerahan pada antum agar jangan sama sekali antum dekat dengan yang namanya pacaran.

Impian-impian antum tentang punya seorang kekasih tidak semudah bahagia yang antum tebak. Memang, paling mentok bahagia pas awalnya saja, selebihnya anda bisa gigit tembok seharian tanpa merasakan apa-apa di gigi anda. Bisa anda bayangin? Nah untuk menyelamatkan anda ini, setidaknya saya punya beberapa metode bagi anda, bahwa ketimbang pacaran lebih baik anda bunuh diri saja. 

Metode Membongkar Privasi
Sebagai orang yang beragama NU, saya tentu tahu kehidupan orang dikampung saya, keramahan disana, dan kadang saya membayangkan orang-orang disana begitu sempurna ketimbang di perkotaan.

Pun tentang pacaran di kampung dan di kota. Kalau di kampung anak-anak selalu menghargai privasi pacarnya. Pacar tidak lebih hanya dipandang sebatas hubungan sosial yang biasa terjadi. Di kampung tidak begitu menampakkan pada masyarakat bahwa ia sedang pacaran. Coba pacaran di kota, jika anda ketemu dedek-dedek di taman Kamboja atau Sirin Tandean, terus gandengan tangan, betapa hal itu membuat kita sering mau muntah dari belakang. Di kota hal privasi pasangan bukan hal yang perlu ditutupi, tapi semakin terbongkar maka semakin baik menjalani pacarannya. Tai kan?

Metode Kemolekan Pakaian
Sebagai orang yang menjunjung tinggi budaya NU, saya tentu tahu gimana baju juga menjadi identitas manusia. Di pondok misalnya, tidak begitu penting antum memakai baju merek apa, yang penting menutup aurat. Sedangkan istilah "baju islami" adalah cara pedagang biar laris dagangannya. Islami ya menutup aurat, bukan seberapa banyak lipatan-lipatan kain yang anda pakai agar nampak Islam tapi pas dilihat di kerah baju kita malah Made In China. Haha

Ini sama halnya dengan pakaian orang berpacaran, semisal saya belanja ke mall, atau saat saya makan di restauran, saya sering menemukan pasangan berbaju yang membuat perut saya semakin mual, sesak nafas, diare, sembelit dll. Kita harus tahu, pakaian tidak akan pernah menyatukan hati secara keseluruhan. Jika anda menemukan dedek-dedek macam ini, sebaiknya anda samperin, lalu bacakan syahadat pelan-pelan di kupingnya.

Metode Mengukur Jalan
Sebagai orang yang Madura yang selalu cinta sama NU, ketika mengaji kitab dulu, saya sering dinasehati tentang baiknya kita diam saja ketimbang membuang waktu kita secara percuma. Dulu, saya sering dan begitu nyaman ketika belajar ngaji kitab ketika usikan temen di jendela ngajak ngejar layangan.

Ini tentu sudah menjadi hal biasa, ketika dedek yang punya pacar kerjaannya cuma jalan gak jelas. Misalnya naik gunung, pilihan ini menjadi favorit karena di naik gunung dilakukan malam hari, gelap, sepi dan segala sesuatu bisa terjadi. Dedek-dedek ciuman, dedek-dedek raba-rabaan dll adalah hal tabu. Tulisan ini mungkin dianggap jorok, tapi itu kenyataan bila anda memakai metode mengukur jalan ini.

Metode Bahasa Ucapan 
Sebagai orang yang suka sama kiai NU, saya sering mendengarkan ucapan para kiai yang menyejukkan, lembut dan penuh hikmah. Bahasa yang digunakan para kiai menjadi magnet yang bagi masyarakat kampung selalu menjadi prioritas, dalil, dan bahkan permusuhan dengan organisasi lain. Saking fanatiknya.

Dalam dunia berpasangan, dedek-dedek seringkali mengunakan bahasa sebagai alat puja-puja pasangannya. Bahasa menjadi jalan agar berpacaran semakin awet, cinta, dan tentu bahagia. Misalnya antum membuat puisi pada pacar antum, pastinya pacar antum bakalan meleleh seperti liur. Kalau anda senang menggunakan metode pengucapan dengan bahasa yang selalu membuat pacar ente kelepek sakau, baiknya anda jadi tukang penjahit, dan jahitlah mulut anda sendiri. Biar kata-kata tak jadi najis dimulut anda. Paham?

Metode Pacaran Kampusan
Sebagai orang yang pernah main di kampus STAI Darussalam yang serba-serbi NU, saya banyak kenalan di kampus sana. Mahasiswa dengan ala NU disana begitu kental. Maka tak heran bila dikampus sana saya juga banyak temen. Ini tentu sangat berbeda dengan kampus saya, di kampus saya beragam organisasi keislaman sangat beragam. Jadi tak begitu mudah bagi saya menebak mana NU dan mana bukan. Tapi ini tak begitu penting.

Yang paling penting adalah metode pacaran di kampus saya. Pacaran di kampus, adalah pacaran yang sampah. Tebar kemesraan demi menghilangkan bau ketek. Boncengan bermesraan demi menutupi bahwa ia benar-benar kurang baca buku. Kemolekan pakaian ketat demi birahi pasangannya biar semakin menjadi-jadi. Disaat demikian, saya selalu ingat masalalu dikampus suram itu. Hahaha.. anda baper?

Nah itulah sekelumit metode bunuh diri katika anda memutuskan untuk berpacaran. Berpacaran itu hak privasi, akan tetapi pacaran juga bisa membuat hidup anda serba basi dan sampah! Takbir!

Post a Comment

0 Comments