DEK PUTRI RINJANI, MENARILAH BERSAMA ABANG

MAHFUDISME Dek Putri Rinjani, mahasiswi kesayangan kita, menjadi buah bibir aliyas gosib kurang nyaman di kalangan mahasiswa kampus saya kemarin. Setelah foto dan komentarnya soal organisasi terbit Banjarmasin Post tanggal 26 Januari lalu, dia menjadi sorotan, terutama fotonya yang aduhai bak model. Dengan baju buntung dan rok hitam dek Putri nampak cantik sekali dengan keunyuan rambut yang sedikit jambul keatas. Duh Dek, abang disini pengen saliman sama Adek sambil ngasih handuk.

Dek Putri nampak mempesona bukan karena komentarnya yang menurutnya dia suka tari, tapi fotonya yang gampang menari dalam pikiran pembaca, dalam pikiran netizen yang gampang terlena. Dek Putri seakan mengawali karirnya di kampus dengan cobaan yang syer-syeran. Akibat dari fotonya yang manis itu, Dek Putri dipanggil Dekan. 

Setelah menghadap Dekannya, Dek Putri dimaafkan oleh pihak kampus dan entah dapat pelanggaran level berapa, tapi yang jelas Dek Putri tak akan mendapat penghargaan trofi.

Sebagai detektif kampus yang sekarang resmi ngantor, saya pun menyelidiki kasus yang menimpa Dek Putri Rinjani. Hasil temuan-temuan inilah yang membikin saya kaget dan bayar spp jadi telat karena cari hutangan dulu. Berikut hasil investigasi saya.

Foto Dek Putri Adalah Foto Kita
Apa yang salah dari foto tersebut? Jawaban ketika dikaitkan ke kampus adalah karena ia membawa nama kampus UIN Antasari. Dulu banyak dugaan kalau IAIN Antasari nanti berubah jadi UIN Antasari pakaian bakalan semi bebas, dan Dek Putri membuktikan hal itu, tapi kayaknya dia kurang baca sejarah kampus, dia kurang paham tri darma perguruan tinggi, dan yang paling saya yakin dia bukan alumni pondok pesantren kayak saya. Haha..

Sebenarnya, banyak kok perempuan kampus yang saya temui diluar kampus justru kurang lebih berpakaian sama kayak Dek Putri. Itu pun sah-sah saja palingan karena kontrol kampus tentu tidak menghilangkan hak-hak individu buat berekspresi. Lalu kenapa Dek Putri saja yang dipermasalahkan?.

Jadi begini Dek Putri, masak ia Dek Putri seumur-umur gak pernah baca koran? Sekelas Banjarmasin Post gak pernah? Aduh Dek, di pihak managemen redaksi tentu sudah biasa berpapasan dengan foto-foto ala Dek Putri. Tapi kenapa waktu Dek Putri dimintai komentar justru foto itu yang Dek Putri kirim? Media sekarang gak ambil pusing karena urusan latar belakang orang yang ada di foto, intinya pembaca senang dan gembira Dek. Ingatlah pesan kaka ini.

Sebenarnya Dek Putri tak salah dengan berbaju gituan, hanya saja Dek Putri dikoran sana membawa nama kampus kami, Universitas Islam Negeri Antasari. Apakah Dek Putri gak ikut Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) kemarin? Disana kan sudah jelas Dek. Duh kamu ini kasihan baru semester muda belia harus berurusan dengan Dekan tiga

Dek Putri Bisa Saja Khilaf
Sebagai orang yang lembut kepada siapapun, mari jangan langsung menuduh atau memvonis Dek Putri. Sebab bisa saja dia memang benar-benar gak tahu dan polos.

Saya memang orang yang kurang sreg dengan metode pakaian cadar, tapi saya juga tak setuju baju yang dikenakan Dek Putri dengan embel UIN harus dikonsumsi publik. Antum tentu tahu, berapa lembar Bpost sekali cetak dalam sehari, bisa jadi mungkin 5000 eksemplar! Artinya foto Dek Putri dan nama UIN nempel disana sebanyak 5000 kali lebih.

Jika sudah begini Dek, tak ada gunanya menangis atau menyesal, cukup jangan ulangi. Toh siapa sih di dunia sekarang yang tanpa kekhilafan? Apa pembaca gak pernah melakukan kesalahan?

Mari Menari Bersama Dek Putri
Dalam potongan komentar disana, Dek Putri bercita-cita menjadi penari. Sungguh harapan yang begitu mulia. Saya membayangkan ketika dipojokan ada lelaki sedang pusing cari hutangan bayar spp Dek Putri datang menghibur dengan tarian lentiknya, seketika seisi kampus menari ala India. Sungguh cita-cita yang amat mulia Dek.

Jadi sebelum saya akhiri tulisan penuh patuah ini, saran ane Dek Putri jangan pantang menyerah, teruskan cita-citamu, menarilah Dek... Menarilah... "homku humesi kuraluu..."

Dek, kamu mau jadi cover majalah gak?

Post a Comment

0 Comments