MAHFUDISME - Malam Rabu (7/11), Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-31 Tingkat
Provinsi Kalimantan Selatan di tutup secara resmi. Kabupaten Tabalong yang
ditunjuk sebagai tuan rumah, meraih peringkat kedua setelah Kota Banjarmasin
finish diurutan pertama, dan Kabupaten Banjar berada peringkat ketiga.
Ketiganya berhasil mendapat nilai dari Dewan Hakim sebesar 84, 75 dan 63.
Dalam acara penutupan tersebut, Qori Internasional dari Medan, Ustad
Darwin Hasibuan, juga mengawali bacaan Al-Qur’an saat acara penutupan. Biar
acaranya semakin ‘wah’ dan masyarakat antusias, mungkin inilah taktik panitia kenapa
menghadirkan Via Vallen, artis kondang yang menurut Tempo dalam sekali manggung honornya mencapai 150 juta.
Tentu saja, hadirnya Via Vallen yang ditempel di baliho-baliho akan
lebih memikat dan lebih greget untuk menciptakan sensasi kabar kepada
masyarakat. Lebih-lebih mencari waktu yang pas untuk mengundang Via Vallen saya
yakin cukup sulit, lah ini, mungkin karena berkah, panitia bisa menghadirkan
perempuan pembawa lagu Asian Games tersebut.
Dulu, saya pernah menyaksikan MTQ di Balangan secara langsung,
masyarakatnya sangat banyak meski tak ada artisnya. Apalagi MTQ Tabalong
menghadirkan Via Vallen, macetnya mungkin mulai dari Balangan hingga ke
Tanjung.
Tapi niat mulia dari panitia rupanya tidak berbuah yang manis-manis,
justeru belakangan ini perbincangan Dangdutan saat MTQ Tabalong jadi bahan
omongan di media sosial. Hampir disemua group ngomongin dangdutan itu. Menarik kesimpulan
dari percakapan komentar netizen jadi begini “Itu acara untuk menghagai Al-Qur’an,
kenapa harus dangdutan,” kira-kira begitu.
Masyarakat Kalsel yang terkenal dengan kereligiusannya wajar-wajar saja ngomongin
acara itu. Krontradiksi antara Al-Qur’an dan Dangdut siapa saja bakalan setuju
kalau dangdutan itu bukan ajaran Islam. Sedangkan Al-Qur’an adalah kitab suci
bagi kita semua.
Nalar Panitia MTQ
Apakah panitia pelaksana MTQ ke-31 ini tidak mengkaji dampak MTQ di
campur dangdut? Kalau saya sih menduga panitia sudah memikirkan, hanya saja
mereka lupa memikirkan dampak mencampuradukan acara itu. Nalar panitia mungkin
lebih kepada “Agar memikat kehadiran masyarakat,”.
Tapi bagaimana dengan honor Via Vallen? Apakah sebanding dengan harapan
akan banyaknya pengunjung? Begini, bagi orang yang berduit, 150 juta itu angka
yang tidak terlalu mengganggu, intinya kan nantinya bakalan jadi sejarah
penting, bahwa di wilayah-wilayah lain yang mau melaksanakan MTQ harus
bergengsi, jangankan artis ibu kota, kalau perlu artis macam Guns N' Roses
harus hadir MTQ.
Tapi saya juga tak menyalahkan panitia seutuhnya, hanya saja, seandainya
panitia tidak buru-buru, mendingan ngundang Ian Kasela (suruh nyanyi Islami
sekaligus kampanye), atau Mas Opick, atau juga Dek Fatin Shidqia Lubis. Lah ini,
malah yang di undang Mbak Via Vallen, bisa sih Mbak ini nyanyi Islami, cuma masak
iya nyanyian Islami sambil koplo.
Kesalahan Kita Semua
Tak ada sesuatu yang sempurna di muka bumi, jadi mari maafkan panitia
MTQ Tabalong, dan jadikan peristiwa MTQ yang di dangdutin itu sebagai pelajaran
bagi kita semua. Jangan sampai MTQ Tabalong menjadi takaran bahwa mengundang
artis adalah sebuah keharusan saat MTQ berlangsung di 13 kabupaten/kota di
Kalsel kedepannya.
Penulis: Moh Mahfud
Editor: MAHFUDISME
0 Comments