MAHFUDISME - Dulu, saya jarang bangun pagi. Tapi akhir-akhir ini
selalu bangun pagi karena pengen ikut apel. Perjalanan jauh dari Banjarmasin ke
Banjarbaru dengan menggunakan sepeda motor memiliki kenikmatan sendiri, kalau
pas lagi untung-untungnya pas pagi saya bisa menghirup udara pagi yang masih
bagus, kicauan, dan ketenangan yang lainnya. Tapi jika nasib saya seperti
akhir-akhir ini, bisa tergolong naas berangkat pagi. Belakangan ketika saya
berangkat dari Banjarmasin-Banjarbaru, saya dikepung banyak asap. Di
Banjarmasin memang sedikit asapnya, tapi kalau udah masuk wilayah Banjarbaru,
asap ini semakin tebal dan pandangan sedikit terganggu.
Bicara Kalimantan, emang gak ada habis-habisnya
disandingkan dengan asap. Perayaan tahunan asap yang masuk kerongga hidung
masyarakat sudah menjadi ritual tersendiri diantara banyaknya festival kegiatan
kebudayaan. Festival asap ini semacam penyakit yang datangnya setahun sekali. Maka
wajar saja, festival ini selalu menjadi perbincangan dibanyak media, baik
lokal, maupun nasional.
Tanpa putus asa, festival ini sudah sekiankali
terulang. Berbagai penanggulangan terus digelakkan, bendungan raksasa dibuat
untuk mengurangi kebakaran hutan, konsep-konsep brilian datang silih berganti
untuk ikut andil menanggulangi asap, dan imajinasi-imajinasi lain tiada henti
kita telurkan untuk mengurangi Indonesia tanpa asap.
Dari sekian banyak strategi, tetap saja, kini asap itu
datang kembali. Seoalah-olah - meski dengan klaim “Alhamdulillah kita bisa
kurangi” – asap itu tiada jera hinggap dihidung kita. Benar-benar asap sialan.
Kalimantan Selatan, yang merupakan Ibu Kandung Pulau
Kalimantan, dan sekarang jadi wilayah kecil yang diapit Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Timur, musim-musim begini sedikit berasap. Selain produksi sendiri,
asap ini juga sodakoh yang didapat dari Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Ya maklum saja, pulau ini kan satu rumpun, jadi ‘rela bagi-bagi’.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG), perhari Rabu 29 Agustus 2018, cuaca di Provinsi Kalimantan Selatan
memang beragam. Dari keberagaman tersebut, 2 Kabupaten dan 2 Kota memiliki
catatan soal asap. Banjarmasin, Banjarbaru, Kotabaru dan Martapura. Klik (Cuaca BMKG)
untuk info lebih lanjut.
Untuk meramaikan festival asap ini, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (BPBD) juga meramal
perihal asap yang baru-baru ini terjadi. Menurut tarawangannya, untuk di pulau
Kalimantan sendiri ada 405 Hotspot titik api dengan rata-rata tertentu (BPBDKalsel).
Nyatanya, meski dengan segala upaya, dan doa-doa
dipanjatkan, asap selalu saja menjadi hantu tiap tahun. Hingga, tahun dulu,
saya pernah baca Koran Republika dengan asap yang menutupi cover depan, padahal
di cover depan koran tersebut juga menurunkan berita soal pemerintah yang lagi
menurunkan harga BBM, tapi karena asap, berita itu sulit di baca. Lagi-lagi
asap sialan.
Padahal, jika kita mengingat, sudah banyak orang yang
diduga membakar lahan di tangkap, pasal-pasal diperketat, ancaman dan apa saja
sudah. Tapi festival ini memang nyatanya tidak mudah dihindari. Saya punya
saran sih sebanarnya, saya ngebayangin tiap pagi seluruh rakyat Kalimantan
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Selatan keluar rumah secara serempak, lalu menghirup asap tadi. Kan bisa cepet
hilang itu asap. Saran yang cemerlang.
Penulis: Moh Mahfud
Editor: MAHFUDISME
0 Comments